Tuesday 1 July 2014

Makalah Penyakit Filariasis

BAB I
PENDAHULUAN
11.      Latar belakang
Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin.
Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan sekarang muncul kembali. Filariasis tersebar luas hampir di seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan    jumlah kasus kronis 6233 orang. WHO sendiri telah menyatakan filariasis sebagai urutan kedua penyebab cacat permanen di dunia. Di Indonesia sendiri, telah melaksanakan eliminasi filariasis secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 Kabupaten percontohan.
 Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahunnya. Upaya pemberantasan filariasis tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. Masyarakat juga harus ikut memberantas penyakit ini secara aktif. Dengan mengetahui mekanisme penyebaran filariasis dan upaya pencegahan, pengobatan serta rehabilitasinya, diharapkan program Indonesia Sehat Tahun 2010 dapat terwujud salah satunya adalah terbebas dari endemi filariasis.
22.      Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat di tarik suatu rumusan masalah antara lain sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan filariasis?
2.      Bagaimana mekanisme terjadinya filariasis?
3.      Bagaimana upaya pencegahan , pengobatan dan rehabailitas filariasi?






BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe dan kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan akan menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
Cacing filaria berasal dari kelas Secernentea, filum Nematoda. Tiga spesies filaria yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah  Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori (Elmer R. Noble & Glenn A. Noble, 1989). Parasit filaria ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk, memiliki stadium larva, dan siklus hidup yang kompleks.
Hospes cacing filaria ini dapat berupa hewan dan atau manusia. Manusia yang mengandung parasit dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain. Pada umumnya laki-laki lebih dmudah terinfeksi, karena memiliki lebih banyak kesempatan mendapat infeksi (exposure). Hospes reservoar adalah hewan yang dapat menjadi hospes bagi cacing filaria, misalnya Brugia malayi yang dapat hidup pada kucing, kera, kuda, dan sapi.
Banyak spesies nyamuk yang ditemukan sebagai vektor filariasis, tergantung pada jenis cacing filarianya dan habitat nyamuk itu sendiri.  

Gejala klinis filariais antara lain adalah berupa :
  1. Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari, demam dapat hilang bila beristirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat.
  2. Pembengkakan kelenjar limfe (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan. Diikuti dengan radang saluran kelenjar limfe yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (Retrograde lymphangitis) yang dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
  3. Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (Early lymphodema). Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar tersebut.
Seseorang yang menderita filariasis dapat didiagnosis secara klinis dengan cara sebagai berikut.
  1. Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah pada pemeriksaan sediaan darah tebal. Pengambilan darah dilakukan pada malam hari karena mikrofilaria aktif pada malam hari dan banyak beredar dalam sistem pembuluh darah. Setelah membuat sedian darah maka dilakukan pemeriksaan sedian tersebut. Jika pada sediaan ditemukan mikrofilaria, maka orang tersebut telah terinfeksi cacing filaria.
  2. Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum.


2.      Mekanisme terjadinya Filariasis.
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif , yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapatkan mikrofilaria sewaktu menghisap darah penderita atau binatang reservoar yang mengandung mikrofilaria. Siklus penularan filariasis ini melalui dua tahap , yaitu mosquito satges atau tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor) dan human stages atau tahap perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) atau binatang (hospes reservoar).
Di dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria berselubung (yang didapatkannya ketika menggigit penderita filariasis), akan melepaskan selubung tubuhnya yang kemudian bergerak menembus perut tengah lalu berpindah tempat menuju otot dada nyamuk. Larva ini disebut larva stadium I (L1). L1 kemudian berkembang hingga menjadi L3 yang membutuhkan waktu 12 – 14 hari. L3 kemudian bergerak menuju probisis nyamuk. Ketika nyamuk yang mengandung L3 tersebut menggigit manusia, maka terjadi infeksi mikrofilaria dalam tubuh orang tersebut. Setelah tertular L3, pada tahap selanjutnya di dalam tubuh manusia, L3 memasuki pembuluh limfe dimana L3 akan tumbuh menjadi cacing dewasa, dan berkembangbiak menghasilkan mikrofilaria baru sehingga bertambah banyak. Kumpulan cacing filaria dewasa ini menjadi penyebab penyumbatan pembuluh limfe. Aliran sekresi kelenjar limfe menjadi terhambat dan menumpuk di suatu lokasi. Akibatnya terjadi pembengkakan kelenjar limfe terutama pada daerah kaki, lengan maupun alat kelamin yang biasanya disertai infeksi sekunder dengan fungi dan bakteri karena kurang terawatnya bagian lipatan-lipatan kulit yang mengalami pembengkakan tersebut.

3.      Upaya pencegahan, pengobatan dan rehablias Filariasis.
a.       Upaya pencegahan Filariasis
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.
 
b.      Upaya pengobatan Flariasis
Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk filariasis akibat Wuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filariasis akibat Brugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil, sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis yang disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat. Sehingga, untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Pengobatan kombinasi dapat juga dilakukan dengan dosis tunggal DEC dan Albendazol 400mg, diberikan setiap tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan efek filarisida DEC.
Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Terapi suportif berupa pemijatan juga dapat dilakukan di samping pemberian DEC dan antibiotika, khususnya pada kasus yang kronis. Pada kasus-kasus tertentu dapat Juga dilakukan pembedahan.

c.       Upaya rehabilitas Filariasis
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun, kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.


DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Anas  2014. (AnnasBlog)  Makalah Filariasis (Peyakit Kaki Gajah).htm diakses dari situs http://www.kumpulan_makalah_kesehatan.co.id  pada 10 juni 2014

Dadang. 2006. Subang Daerah Endemis Filariasis. Diakses dari situs http://www.subang.co.id.   pada tanggal 10 juni 2014.











DUALISME GELOMBANG PARTIKEL


Dualisme gelombang-partikel mungkin merupakan konsep paling penting dari dunia kuantum, dan dengan perpanjangan, dasar filosofis pemikiran modern.   Ini adalah karakteristik mendefinisikan entitas fisik dasar, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan molekul, yang ada di satu pihak di keadaan-keadaan yang berkembang seperti gelombang ketika mereka tidak diamati, dan berkembang seperti partikel bila diamati.   Kuncinya adalah pengamatan.   Dalam gelombang-seperti keadaannya di entitas fisik biasanya diperpanjang di ruang angkasa, tapi kemudian tiba-tiba kontrak untuk kejadian lokal atau titik-partikel seperti ketika observasi dibuat.
Penekanan tiba-tiba adalah untuk menekankan bahwa tidak ada evolvement dari satu kejadian ke yang lain, tetapi manifestasi sesaat dari gelombang yang juga memiliki sifat partikel.  Sebagai gelombang memperpanjang melalui ruang – mirip dengan gelombang elektromagnetik dan mekanik, tetapi dikenal sebagai gelombang kuantum - gelombang ini tidak bertabrakan atau berinteraksi satu sama lain sebagai partikel, tapi superimpose pada satu sama lain, menambahkan konstruktif atau destruktif, dan menciptakan pola interferensi. Pola-pola interferensi yang menghilangkan ketika jalan dikenal!   Ini adalah fenomena yang dikenal sebagai Quantum Knowing .
Gelombang-partikel dualisme pertama kali ditemui dalam Percobaan Difraksi Young.   ThomasYoung (1773-1829) ditemukan pada serangkaian percobaan dualitas gelombang-partikel cahaya.   Dia juga salah satu pekerja pertama yang berhasil dalam membaca dan mengartikan tulisan hieroglif Mesir.   [Apakah yang terakhir ini memiliki pengaruh pada mantan sangat spekulatif, tetapi dalam alam semesta yang terhubung, semuanya adalah mungkin.]
Percobaan Young, yang dilakukan pada 1801, digunakan dua atau lebih celah di mana balok diarahkan.   Jika sinar itu partikel makroskopik seperti BBS, maka ketika BB setiap melewati satu atau celah lain, intensitas total BBS akumulasi pada target adalahpenjumlahan sederhana dari intensitas individu melalui masing masing celah.   Hal ini mengakibatkan dua atau lebih penjumlahan dari BBS melewati meskipun masing-masing dari dua atau lebih celah.   Anggap saja sebagai tumpukan BBS seperti pada gambar berdekatan.
Yang benar-benar luar biasa adalah bahwa dengan cahaya, intensitas gelombang komposit bukanlah jumlah sederhana dari intensitas gelombang komponennya, tetapi jumlah dari kuadrat amplitudo gelombang.   [Lihat di bawah gambar.]   Bila lampu gelombang-partikel tidak diamati saat mereka melanjutkan dari Source untuk Target – yaitu apabila tidak diketahui celah yang digunakan dalam lintasan – lampu pada target menciptakan pola yang hanya diketahui alat-alat produksi adalah melalui interferensi gelombang.   Pola-pola difraksi tidak dapat dibentuk oleh seperti poin massa terisolasi sebagai BBS di atas, atau dengan satu pelacakan obyek di sepanjang lintasan klasik melalui celah tunggal.
Untuk membuat pola difraksi klasik objek akan harus entah bagaimana berpisah dan melakukan perjalanan melalui semua lubang yang tersedia, dan campur dengan dirinya sendiri dalam rangka menciptakan pola.   Kuncinya adalah bahwa elektron tunggal dalam melewati sistem celah masih melahirkan sebuah pola interferensi.   “Seolah-olah sebuah elektron tunggal dapat mengganggu dengan dirinya sendiri, bertindak seperti sesuatu yang diperpanjang melalui seluruh aparat dan terbagi menjadi wavelet banyak.”   “Jika tidak diamati, partikel bertindak seperti itu mengambil semua path yang mungkin terbuka untuk itu “[1].
“Ketika sebuah elektron melewati perangkat ini entah bagaimana harus tahu, seakan-akan, berapa banyak celah yang terbuka dan berapa banyak yang ditutup.   Sesuatu harus menyebar melalui seluruh aparat untuk mengeksplorasi status bagian dan mengumpulkan informasi yang menentukan pola intensitas yang diamati.   Hal ini berbeda tampak pada kenyataan bahwa, ketika elektron pada bagian yang diawasi, selalu ditemukan hanya dalam salah satu celah “[1].   Elektron dan peralatan eksperimen dengan demikian terhubung juga, membuat kasus untuk Fisika ikat lebih kuat!
Kesimpulan mendalam yang satu dapat menarik dari fenomena ini, adalah bahwa “Ketika sebuah elektron tampaknya akan lewat pada saat yang sama, melalui semua celah terbuka sebuah perangkat difraksi, itu menyerahkan hak untuk memiliki posisi tertentu dalam ruang.   Bertindak seperti itu di mana-mana, itu adalah tempat.   Dari pertimbangan ini muncul anggapan bahwa posisi sebuah partikel dasar bukan merupakan atribut intrinsik -. Bukan properti yang dimilikinya, tapi diciptakan [hanya] dengan observasi ”   Dengan kata lain, “realitas diciptakan oleh pengamatan.” [1]
Secara filosofis, Socrates mengatakan bahwa, “Kehidupan yang tak teruji tidak layak dijalani.”   Hal ini membuat lebih dari akal dalam bahwa ketika elektron teruji – tidak teramati, yaitu – mereka tidak cukup nyata, bukan bagian dari realitas.   Aristoteles percaya bahwa materi tanpa bentuk tidak cukup nyata.   Formulir membawa materi menjadi kenyataan.   Ide ini menjelaskan mengapa dalam praktek kuno (misalnya Wicca ), bagian penting dari ritual ini adalah untuk menggambar atau tata letak geometri sebagai sarana Membuat Realitas dengan cara sangat diinginkan.
Secara fisik, elektron luar inti atom adalah pola gelombang – gelombang berdiri yang tidak merambat dalam ruang tetapi terikat untuk inti atom.   Gelombang ini berdiri adalah bukan semacam lingkaran melambai, seperti dalam gerakan epicyclic planet Ptolematic, melainkan, elektron adalah lebih mirip dengan keadaan informasi probabilitas - keadaan yang sangat berbeda dari yang dari itu hal biasa.
Ketika tidak teramati, fisik sistem kuantum berkembang dalam gelombang-seperti negara yang hanya mewakili kecenderungan untuk kejadian yang sebenarnya – sebuah negaradeterministik terus menerus dan sepenuhnya dimana formalisme matematis dapat membagi fungsi gelombang dari sistem – termasuk probabilitas untuk setiap hasil yang mungkin dari pengukuran – - dan memprediksi superposisi baru dari kecenderungan.   Ini mungkin mirip dengan bentuk Beberapa Alam Semesta , atau hanya bersifat deterministik yang analog dengan determinisme sistem mekanik klasik yang ketat mematuhi persamaanNewton tentang gerak.
Di sisi lain, ketika observasi dibuat, gelombang seperti perubahan negara tiba-tiba, terputus-putus, dan tak terduga dalam sebuah “lompatan kuantum”.   Pada tingkat makro, proses ini tampaknya diperintah oleh kebetulan saja, dan dengan demikian ada potensi untuk pilihan benar sedang dibuat.   Terlebih, tidak ada prediksi yang mungkin tentang bagaimana elektron benar-benar akan mengubah dari mungkin dengan sebenarnya.   Misalnya, dalam peluruhan radioaktif inti, semua sampel akan membusuk deterministik dengan waktu paruh (waktu untuk setengah sampel untuk memiliki membusuk dari satu isotop / elemen yang lain), namun tidak pernah diketahui apakah atom, khususnya tunggal akan membusuk pada waktu tertentu.   Jadi, semua atom dalam sampel harus menyadari atom lain, dan mana yang akan membusuk ketika!   Bicara tentang Fisika ikat !
Dalam acara Heisenberg “(pengamatan atau interaksi dari elektron dengan materi dalam keadaan realitas biasa) fungsi gelombang elektron yang tiba-tiba akan kontrak di lokasi yang tidak terduga tetapi khusus untuk tempat tunggal, atau acara lokal – memproduksi, misalnya, flash pada layar fluorescent tertentu, atau klik di Geiger counter tertentu.   Pada saat yang samaprobabilitas untuk acara ini sama sekali detektor lainnya di alam semesta harus drop ke nol. ”   “Dengan cara ini proses kuantum inheren mengandung unsur non-lokal, yang melibatkan lebih cepat dari cahaya fenomena.   Sebagai hasil dari sesuatu yang kita lakukan di sini sekarang (membuat observasi) efek sesaat (perubahan probabilitas lokal) terjadi di tempat lain. ”   “Jika alam semesta adalah non-lokal, sesuatu yang terjadi di kedalaman yang sekarang dapat memiliki efek langsung di bumi.”   “Ada lebih cepat dari cahaya pengaruh yang unattenuated oleh jarak.” [1]
Ini menunjukkan hubungan universal dari segala sesuatu adalah tinggi pengaruh Dualitas gelombang-partikel, fisika kuantum pada umumnya, dan The Fifth Element dan ekstensi fisika klasik.   Demonstrasi lainnya termasuk:
  • Eksperimen interferensi Foton (seperti Percobaan Rochester) menunjukkan bahwa pola interferensi dapat dihancurkan dengan mendapatkan informasi tentang jalur yang diambil oleh foton tanpa cara perturbing mereka.
  • Quantum-koherensi percobaan yang melibatkan Teorema Bell , menunjukkan bahwa informasi pada satu partikel – diperoleh dengan pengukuran – dapat mempengaruhi keadaan dari partikel kedua jarak jauh.
  • Percobaan difraksi elektron menunjukkan bahwa elektron tunggal tampaknya tahu keadaan dari seluruh aparat dan menyesuaikan perilaku mereka sesuai.   Juga, ketika diketahuiyang celah elektron melewati, pola interferensi diamati berbeda dengan ketika tidak ada yang diketahui.
  • Pengecualian Prinsip Pauli, yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam sistem yang sama mungkin dalam keadaan kuantum yang sama - dapat dikatakan bertanggung jawab untuk banyak urutan di alam semesta.   Implikasinya adalah bahwa, ketika dua elektron bergabung untuk bergabung dengan sistem yang sama, masing-masing elektron entah bagaimana harus mengetahui keadaan kuantum dari elektron yang lain, dan bertindak sesuai untuk menghindari dalam keadaan kuantum yang sama.
Misalnya, dalam Percobaan Rochester, telah sangat dibuktikan bahwa sistem kuantum dapat merespon dengan cara yang diamati terhadap perubahan informasi, bahkan ketika informasi yang diperoleh tanpa gangguan fisik.
Percobaan terdiri dari insiden Laser pada sebuah pemecah berkas, bersama dengan dua set cermin, dan turun konverter.   Alat pengubah turun adalah kristal khusus yang membagi sebuah foton tunggal menjadi dua, sehingga sinar laser lewat sebuah konverter bawah dibagi menjadi sinar sinyal dan berkas pemalas (yang pada gilirannya sesuai dengan sinyal foton dan foton pemalas).   Jadi, setiap kali, salah satu balok pemalas diblokir off, kita tahu jalan mana yang foton sinyal yang diberikan perjalanan, tanpa pernah terkena dampak langsung proton sinyal.   Namun, pola difraksi sinar sinyal rusak.
Perhatikan bahwa, tidak ada gangguan fisik dari sinyal balok itu sendiri, juga beberapa gangguan fisik yang menyebabkan perubahan ini dalam hasil percobaan.   “Pola difraksi hanya melibatkan foton sinyal.   Intrusi hanya melibatkan foton pemalas.   Sinyal foton dan foton pemalas tidak pernah bertemu lagi setelah mereka meninggalkan konverter bawah mereka dan belum, dengan memblokir off yang terakhir, yang pertama terpengaruh.   Perubahan yang berbeda dalam sebuah fenomena yang diamati makroskopik yang tampaknya disebabkan oleh tidak lain adalah perubahan informasi tentang sistem “[1].   Informasi menyiratkan pikiran-suka, dan dengan demikian kita jumpai dalam dunia kuantum, suatu bentuk kesadaran.
SUMBER : http://rizknareeedh.wordpress.com/